Friday, March 16, 2012

I won't run away

lagi, untuk yang ke sekian kali
aku kembali mendengar lagumu
setelah beberapa lama aku tak peduli
bukan maksud, hanya tiada waktu


berapa ribu kali aku mendengar
berapa ribu kali juga aku tersadar


"cuma pacar khayalan kok sampai segitunya sih?"
perasaanku jauh lebih dalam dari itu
"bukannya selama ini cuma bercanda?"
apa yang selama ini aku lakukan, aku sungguh-sungguh
"kita bukan hidup di dunia dongeng, walaupun itu indah. jangan terlalu terobsesi"
sekarang kau tampar aku pun aku akan menjerit


resiko dari awal, aku tau
hanya saja, sesekali perasaan seperti ini pasti akan datang
tidak apa-apa, aku pun tidak akan menghindar
I won't run away from this feeling
I won't run away from you


kemanapun aku pergi, yakinkan kau selalu menjadi rumah untukku kembali,
Toru.


















_______________________


arigatoooooo buat teteh nui for the sweet gift~
it really did comfort me!
love you more, teteeeeeh :'*

Friday, February 24, 2012

Sunset Wish



Sunset Wish

“Aku berangkaaaat!”
Langkah pertamaku keluar dari rumah seketika disambut oleh angin yang dingin. Aku berhenti sejenak, memandang ke atas. Orange, warna langit sore hari ini. “Sudah mulai ya, musim gugur..” Senyumku mengembang. Aku pun melanjutkan langkahku.
Stasiun kereta. Aku mengambil pocket camera dari dalam tas. Kuedarkan pandangan ke sekelilingku. Tidak begitu ramai. Ada beberapa siswi SMA yang sedang mengobrol dengan asyiknya. Tidak jauh dari mereka, seorang bapak sedang duduk sambil membaca koran dengan briefcase di sampingnya, tipikal pegawai kantoran.
Tidak berapa lama terdengar suara kereta yang melambatkan lajunya, seperti gemuruh. Terus melambat dan pada akhirnya berhenti. Pintu kereta pun terbuka. Beberapa penumpang turun dari kereta tersebut. Aku segera mencari view yang bagus untuk kuabadikan. “Ah, yang itu sepertinya keren!”

*Piip*

***

Kita berdua duduk bersebelahan, tiga puluh menit dalam diam. Bukan karena tidak saling mengenal, tapi karena memang kita sedang hanyut dalam perasaan masing-masing.
“Jangan menangis.”
He? Kenapa aku harus menangis? Baka,” jawabku dengan wajah kesal.
Meski kita tak saling berhadapan, aku tahu dia tersenyum. Mungkin dia juga tahu kalau aku berbohong. Aku melihat jam tanganku. 5:05 pm. “Sebentar lagi, ya..”
        Di pintu kereta dia berdiri, guitar case di pundak, dan sebuah tas jinjing hitam berukuran sedang di tangan kanannya. Tidak ada kata yang bisa kuucapkan, bahkan sekedar ‘jaga diri, ya’ pun aku tidak bisa. Entah bagaimana wajahku terlihat sekarang.
        “Eh?”
       Dia memberikan guitar casenya padaku. Karena lumayan berat dan sangat tiba-tiba, aku harus memeluknya dengan kedua tanganku. Apa.. ini? Aku masih tidak mengerti apa maksudnya. Sambil tersenyum lebar, tangannya mengacak-acak rambutku. Iya, dia selalu tahu apa yang membuatku kesal dan sengaja melakukannya.
      Pintu kereta perlahan tertutup. Dia masih berdiri di tempatnya. Kereta pun mulai berjalan. Dengan sedikit berlari aku mengikutinya. Dari jendela kereta dia masih terlihat, melambaikan tangan. Aku pun melakukan hal yang sama. Aku terus berlari sampai pada akhirnya harus berhenti, di titik aku tidak bisa lagi mengejarnya. Kupeluk erat gitar miliknya dengan kedua tanganku. Dia menghilang di matahari yang terbenam.

***

          BRUKKK!
Aku tersadar dari lamunanku. Seorang anak laki-laki terjatuh setelah menabrakku. “Kau tidak apa-apa?” Anak itu mengangguk pelan dan segera berlari  menghampiri ibunya yang tersenyum ke arahku.
Aku melihat di sekitarku. “Hee.. Keretanya sudah pergi ya? Fotonya..” Selama itukah aku melamun tadi? Aku terus menyalahkan diriku sendiri.
Kamera masih di genggamanku. Hanya satu foto yang kudapat. Kereta di sebelah kanan, tempat duduk untuk menunggu di sebelah kiri, dan tampak matahari yang mulai terbenam diantaranya. “Matahari terbenam.. ya?”
      Aku mengingatnya. Lagu pertama yang dia ciptakan pada hari itu. Lagu yang ia nyanyikan dengan wajah hangatnya. Aku mengingatnya, semua. Perasaan berat ini kembali muncul.
     The answer you gave me, first love that you brought me, amazora ni hoshitachi ga..
Hei, apa kau mendengarnya, Toru?

***

      Tanpa kusadari langit sudah semakin gelap. Aku memandangi laut yang terlihat dari tempat ini. Angin yang dingin kembali berhembus. Kupejamkan mata. Semua memori di hari itu kembali terbuka. Di sana, janji yang kita ucapkan. Aku selalu merasa lebih kuat jika mengingatnya. Ya, aku akan baik-baik saja, karena aku akan selalu bertemu denganmu saat memejamkan mata ini.
Kubuka mataku perlahan. Tanpa sadar aku menghela nafas panjang. Semua akan berjalan seperti biasa, kuyakinkan diriku. Sunset di laut itu terasa begitu jauh. “Foto terakhir untuk hari ini..”

          *Piip*






________________________________________


#YUI17Melodies project based on YUI's song, I remember you.


the song lyric is taken from Living Dolls by ONE OK ROCK.



Wednesday, February 22, 2012

ada halangan yang bernama keadaan

ada halangan yang bernama keadaan.
ini adalah kondisi dimana dengan berusaha segigih apapun, tidak akan ada yang berubah.
yah, karena memang seperti itu, keadaan, lebih seperti takdir, maybe.


ada halangan yang bernama keadaan.
ini bukan lagi seperti di film, komik, maupun dorama jepang atau korea,
yang bilamana seorang tokoh utama sedang dalam masa-masa despair-nya,
kemudian entah darimana mendapat semangat dan menyerukan ganbarimasu! ataupun hwaiting!,
lalu akan mengalami happy ending.
bukan. bukan seperti itu. tidak semudah itu. lebih.


ada halangan yang bernama keadaan.
memang bukan untuk ditentang, apalagi ditaklukkan.
bukan. percuma. tidak akan.


ada halangan yang bernama keadaan.
iya. sangat sangat menyebalkan.
bukan karena merepotkan, bukan karena menyusahkan,
meskipun itu juga.
tetapi diri sendiri yang tidak berdaya. tidak bisa melangkah.
sama sekali tidak bisa.


ada halangan yang bernama keadaan.
tidak pula berlaku menang kalah.
karena ini one-sided game.
bukan, bisa jadi kita adalah orang ketiga di luar cerita.
tidak akan bisa menolong, hanya bisa membaca, saat tokoh utama mengalami konflik.
tokoh utama dengan nama kita sendiri.


ada halangan yang bernama keadaan.
tidak terima. mau apa? bisa apa? tidak ada.

Sunday, February 19, 2012

Himawari no Uta



Himawari no Uta

Liburan musim panas. Entah apa saja yang akan aku lakukan puluhan hari ke depan. Tetapi satu yang pasti, tumpukan PR selalu menjadi ending yang buruk di liburan panjang ini. Aku menghela nafas. Ya, tidak ada yang berubah di musim panas kali ini. Masih sama seperti tahun-tahun yang lalu. Aku bisa merasakan terik yang sama dari matahari. Semilir angin yang sama. Dingin air laut yang sama.

Saat musim bunga matahari bermekaran datang, aku akan pergi menemuimu.

Aku masih terus mengingatnya. Dua tahun lalu, kata terakhir yang dia ucapkan sebelum pergi. Dengan kenyataan bahwa dia tidak datang tahun lalu, aku tidak lagi mempercayainya. Aku tidak akan menangis lagi. Selama ini aku selalu meyakinkan hatiku. Meski begitu tetap saja..
Toru.. Bagaimana kabarmu..?”

***

Aku duduk di meja belajar. Tentu saja bukan untuk belajar atau mengerjakan PR. Aku ingin menikmati angin dari jendela yang persis di depanku. Panas. Saat malam pun masih saja panas. Aku benci panas. Aku benci berkeringat. Aku benci saat itu. Aku benci kata-kata itu. Aku benci musim panas!
“Kakak mau kemana?”
“Cari angin.”
Aku melangkahkan kaki keluar dari rumah. Tidak ada tujuan yang pasti. Tidak ada arah yang pasti. Bersinggungan dengan angin malam pun sudah cukup menyegarkanku.
“Kenapa.. aku ada di sini?” Aku bertanya pada diriku sendiri. Tanpa sadar langkahku membawa ke tempat ini. Pantai Shingu. “Pantai ini..”
Tidak terlalu sepi untuk pantai di malam hari. Iya, ini musim panas. Beberapa kumpulan anak muda ramai bermain kembang api. Ada juga beberapa pasangan yang sedang menikmati waktu mereka. Aku memilih untuk lebih mendekat ke laut. “Nah, begini lebih nyaman.” Sepasang sandal berwarna hijau muda kujinjing di tangan kiri.
“La la la la la la la~” Aku menggumamkan sebuah lagu yang tidak kuhafal liriknya. Menyusuri sepanjang pantai seperti ini ternyata sangat menyenangkan. Air laut yang menggelitik, seolah mengajakku menari. Angin yang tak lelah mengalun, menjadi musik yang menemaniku. 
Langkahku terhenti. Aku menengadah ke langit. “Cantiknya..” Ribuan bintang terlihat lebih bercahaya malam ini. Terlihat lebih dekat. Apakah kau juga sedang melihatnya, Toru?
Air mataku jatuh. Semakin ingin kutahan, semakin deras mengalir. “Kenapa.. ” Cepat-cepat kuusap pipiku, berusaha menghilangkan jejaknya. Percuma. Aku pun menyerah, membiarkan perasaan ini menyelimutiku, lagi.
Kenangan di tempat ini kembali muncul. Dua tahun yang lalu. Dia yang membalikkan badan. Dia yang mengikat janji. Dia yang pergi. Memang semua masih sama. Tidak ada yang berubah. Perasaan ini..

Saat musim bunga matahari bermekaran datang, aku akan pergi menemuimu.

Sekali lagi. Sekali lagi aku ingin mempercayai kata-kata itu.
Aku menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Aku mengangkat kepalaku yang semula tertunduk, mengusap air mata di pipi dan sudut mataku. Kurasakan angin yang berhembus lembut, mencoba menenangkanku. “Terima kasih..”

“Kau di sini ternyata, Pendek!”
Eh? Panggilan itu.. Suara itu.. Aku membalikkan badan.
“Tadi kata adikmu kau keluar. Tapi dia nggak tahu kau ke mana. Terpaksa aku harus mencarimu dulu. Ah, merepotkan sekali. Lain kali kalau.. Hei, kenapa wajahmu seperti itu?” Laki-laki itu tertawa, masih dengan terengah-engah.
Aku hanya bisa terdiam dan melihatnya tersenyum.

“Tadaima.”

“..Okaeri, Toru.”


_________________________________________________

#YUI17Melodies project based on YUI's song, Sea.

*Himawari no Uta : Sunflower Song

Thursday, February 16, 2012

the missing series

kemarin.. kemarinnya lagi, karena ga bisa tidur gara gara internet diputusin sama bapak, iseng buka lemari dan termenung (?) memandang barisan komik-komik ku. berantakan, pasti. malah sebagian masih di plastic bag nya Gramedia, komplit sama notanya. w w w
natsukashii na~ damn, I miss that moment so much! ;_____;
masa masa di mana uang jajanku bener bener aku abisin semua buat beli komik.. jaman SMP - SMA.. jaman tiap awal bulan cuss ke Gramedia beli Naruto, Nakayoshi, Cherry, atau komik one-shot kalo ada yang bagus..
okay, call me freak .__.
tapi semua rutinitas itu mulai terhambat, dan pada akhirnya berhenti pas aku udah kelas 3 SMA. yah, ujian emang bisa dijadikan alibi buat apapun. meski aku sebenernya juga gamau berenti. tapi keadaan berkata lain *tsaaah
yang pasti jadi lupa buat nyempetin ke toko buku. kedua, udah dilarang ortu juga, seengganya sampai udah lulus, ditahan dulu.
pas udah lulus, mau balik ke hobi itu.. susah. udah berapa bulan, hampir setahun ga update. yakinlah ketinggalan berapa seri. itu baru satu judul, padahal aku ngikutin beberapa judul. jujur, dompet jejeritan melambai ke arah kamera TT_____TT
dan dalam masa vakum itu, ternyata harga mereka (?) udah beranjak dewasa.. MAHAL! *ga sante*
iyalah yang dulu masih jaman 10.000an per biji, sekarang udah 15.000an.. lebih juga ada D:


kembali ke awal cerita..
karena ga ada kerjaan, iseng deh beresin komik komik teraniaya itu. sambil baca baca lagi, sosoan flashback gitu ya hueheheheheh~ saat itu pula aku seperti ditampar dan disadarkan kembali *halah*, bahwa banyak seri yang ga lengkap TT___TT apalagi itu judul lama.. tadi udah coba hunting via online, dan gatau kenapa seri yang aku cari kebagian yang udah sold out semua TT____TT
gimana ya.. sayang aja gitu. udah koleksi sejauh (?) ini tp ada yg ga lengkap. kalo di pameran buku jaman sekarang juga udah susah nyari komik komik jadul. dulu pernah nemu sih satu dua biji setelah berenang di lautan buku yg disebarin di lantai, kebetulan yang aku cari. itu bener bener faktor L. Luck. banget.


yah.. sambil jalan aja deh, semoga nemu. dan semoga ga lupa lagi .__. *plak


owari~
*tiduran baca Sailor Moon*

Thursday, February 2, 2012

"na mo naki hito"

"karena rasa sayang kita terhadap seseorang, kadang kita membiarkan orang tersebut salah paham."


pernah dengar?


salah paham. pertama, untuk menghindari orang tersebut terluka, atau.. lebih terluka. kedua, agar orang tersebut bisa bebas memberi penilaian terhadap kita. meski buruk sekalipun, kita tau bahwa itu yang terbaik bagi orang tersebut.


dan saya rasa pemilihan dan penyusunan kata di atas mulai berantakan

living dolls.
Y U FEEL SO SAD?


berharap sehingga terluka sehingga melukai.
rumus yang buruk.




somehow I let my defense down.



Monday, December 19, 2011

it's been a while!

it's been a while, since the last time I met you.
mungkin takut.
memang aku pengecut.
setidaknya aku mampu untuk berpura-pura.


iya. masih ada.
keheningan itu.
aku tau, kamu sudah tau.
kita sama sama menutupi,
untuk kebaikan kita sendiri.
kita sama sama mengerti,
keadaan yang mungkin terjadi.


kau berjalan. mendekat.
aku tertegun, tanpa harus melihatmu.
kau bertanya. menyapa.
seharusnya, bukanlah hal tabu.


tapi..
satu detik aku merasa hilang.
sudah. aku bisa merelakan.
hanya tentang waktu, aku, untuk beradaptasi.
lagi..
tatap matamu,
yang sempat aku salah memberi arti.


berbeda. itu ada. itu mutlak.
sama sama kita menyadari.
there's a big gap between yesterday and today.
melanggar apa yang sendiri aku takutkan.
but I always believe in one thing.
everything is just a matter of time.


it's been a while!
take care :D